Les Privat Pekanbaru

Jadi Les Privat adalah lembaga privat yang memberikan pelayanan guru privat yang langsung datang ke rumah Anda di pekanbaru. Guru privat yang kami sediakan profesional, bersahabat dan berpengalaman dalam mengajar di bidangnya. Dengan

Les Privat Pekanbaru

Jadi Les Privat adalah lembaga privat yang memberikan pelayanan guru privat yang langsung datang ke rumah Anda di pekanbaru. Guru privat yang kami sediakan profesional, bersahabat dan berpengalaman dalam mengajar di bidangnya. Dengan

Les Privat Taman Kanak-Kanak (TK) di Pekanbaru

Jadi Les rivat menyediakan program Les Privat Taman Kanak-Kanak (TK) di Pekanbaru ,bagi para orang tua yang memiliki anak yang belum sekolah maupun sedang belajar di TK.

Les Privat Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru

Jadi Les Privat menyediakan program Les Privat Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru, bagi para orang tua yang memiliki anak sedang belajar di bangku SD.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jadi Les Privat menyediakan program Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru, bagi para orang tua yang memiliki anak sedang belajar di bangku SMP.

Saturday, 14 May 2016

Pentingnya Proses Pembentukan Karakter Pada Anak

Jadi Les Privat-Suatu hari seorang anak laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong, eh ternyata di dalamnya ada kupu-kupu yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong. Kelihatannya begitu sulitnya, kemudian si anak laki-laki tersebut merasa kasihan pada kupu-kupu itu dan berpikir cara untuk membantu si kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah. Akhirnya si anak laki-laki tadi menemukan ide dan segera mengambil gunting dan membantu memotong kepompong agar kupu-kupu bisa segera keluar dr sana. Alangkah senang dan leganya si anak laki laki tersebut.Tetapi apa yang terjadi? Si kupu-kupu memang bisa keluar dari sana. Tetapi kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, hanya dapat merayap. Apa sebabnya? Ternyata bagi seekor kupu-kupu yang sedang berjuang dari kepompongnya tersebut, yang mana pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada suatu cairan didalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya yang membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang, tetapi karena tidak ada lagi perjuangan tersebut maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat merayap. Itulah potret singkat tentang pembentukan karakter, akan terasa jelas dengan memahami contoh kupu-kupu tersebut. Seringkali orangtua dan guru, lupa akan hal ini. Bisa saja mereka tidak mau repot, atau kasihan pada anak. Kadangkala Good Intention atau niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita. Kadangkala kita sering membantu mereka karena kasihan atau rasa sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang. Memandulkan kreativitasnya, karena kita tidak tega melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya justru menjadi kuat dan berkarakter. Ada satu anekdot yang sering saya sampaikan pada rekan saya, ataupun peserta seminar. Enak mana makan mie instant dengan mie goreng seafood? Umumnya mereka yang suka mie pasti tahu jika mie goreng seafood jauh lebih enak dari mie goreng instant yang hanya bisa dimasak tidak kurang dari 3 menit. Apa yang membedakan enak atau tidaknya dari masakan mie tersebut? Prosesnya! Sama halnya bagi pembentukan karakter seorang anak, memang butuh waktu dan komitmen dari orangtua dan sekolah atau guru (jika memprioritaskan hal ini) untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter. Butuh upaya, waktu dan cinta dari lingkungan yang merupakan tempat dia bertumbuh, cinta disini jangan disalah artikan memanjakan. Jika kita taat dengan proses ini maka dampaknya bukan ke anak kita, kepada kitapun berdampak positif, paling tidak karakter sabar, toleransi, mampu memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda, disiplin dan memiliki integritas (ucapan dan tindakan sama) terpancar di diri kita sebagai orangtua ataupun guru. Hebatnya, proses ini mengerjakan pekerjaan baik bagi orangtua, guru dan anak jika kita komitmen pada proses pembentukan karakter.

Wednesday, 11 May 2016

Membuat Puzzle-Alat Permainan Edukatif sendiri

Jadi Les Privat-Bahan : Kardus Bekas (Susu/makanan bayi), gambar di koran/kertas kado/majalah/brosur bekas/kalender

Peralatan : Gunting, Lem

Cara :
 


Potong kardus menjadi bentuk geometri tertentu untuk digunakan sebagai alasnya,
Gunting gambar, lalu tempelkan ke bagian karton yang tidak bergambar
Buatlah pola potongan puzzle dan gunting sesuai pola tersebut. (sesuaikan dengan usia anak)
Tips:

Buatlah alas bentuk geometri yang ingin anda kenalkan kepada anak
Biarkan anak memilih gambar yang mereka sukai (atau anda bisa mencari gambar sesuai dengan tema yang anda pilih sebelumnya, namun tetap biarkan anak memilih)
Biarkan anak menggunting gambar untuk melatih jari-jari tangannya, lalu menempelkan ke karton.
Kenalkan kosa kata yang berkaitan dengan gambar yang mereka pilih

Misal anak memilih gambar nyamuk.

Rangsang anak sambil berdialog (bisa juga dalam rangka menuansakan agama)

Alhamdulillah, kakak sudah memilih gambar Nyamuk, serangga ciptaan Allah yang disebut dalam Al-Qur’an, jangan lupa sebelum memulai bermain mengucapkan Basmallah dan doa.

Berikan informasi yang berkaitan dengan nyamuk misal : bagian tubuh nyamuk, penyakit yang disebabkan nyamuk (Secara singkat dan jelas).

Firman Allah : Q.S. Al-Baqarah:26 yang artinya “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan : “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tiada ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang fasik”



Saturday, 7 May 2016

Melamun, Otak Tidak Seimbang


Jadi Les Privat-Orangtua sering mendapati anak terlihat melamun saat beraktivitas/bermain. Salah satu penyebab anak suka melamun adalah ketidakseimbangan otak, seperti yang diungkap Paul Mclain dalam teorinya mengenai konsep otak dinamis (dynamic brain). Menurutnya, otak dapat menjadi tidak seimbang lantaran 2 hal, bisa penyebab fisik maupun psikis:



Faktor Fisik
Ketidakseimbangan otak terjadi karena secara metabolisme, organ tersebut memang sedang terganggu. Misal, karena asupan nutrisi anak memang tidak baik dan membuat kerja otaknya tak maksimal. Kekurangan cairan (kurang minum air putih) juga akan membuatnya kerap terlihat “bengong.” Ini bisa dipahami mengingat 75% tubuh manusia terdiri dari cairan yang 25%-nya berada di otak.
Kelebihan suatu nutrisi (kebanyakan makanan yang mengandung gula) bisa juga membuat otak tidak seimbang. Jadi dapat dibayangkan, pada kondisi kekurangan atau kelebihan salah satu zat gizi saja, sudah dapat memengaruhi otak, apalagi pada kasus anak yang mengalami ketidakseimbangan gizi yang parah.
Faktor fisik lain yang dapat menjadi “biang keladi” ketidakseimbangan otak adalah kurangnya anak bergerak. Ia lebih sering menghabiskan waktu di depan teve, ketimbang berlari-larian di luar rumah, contoh. Padahal tubuh harus cukup bergerak dan digerakkan. Banyak diam akan membuat otak jadi tidak seimbang lantaran tidak terstimulasi dengan baik. Aneka permainan outdoor dipercaya dapat merangsang gerak motorik supaya otak anak terstimulasi dengan baik. Demi mempererat hubungan orangtua dengan anak, aktivitas fisik yang disarankan dilakukan intens setiap hari ini akan sangat baik jika dilakukan bersama-sama sekeluarga.

Faktor Psikologis
Dari sisi psikologis biasanya stres adalah penyebab utama ketidakseimbangan otak. Tekanan stres berbeda-beda, dari ringan, sedang, hingga berat. Sama halnya dengan daya tahan anak kala menghadapi stres yang berbeda-beda, ada yang lemah, ada pula yang tangguh.
Pemicu stres pada usia ini umumnya adalah rasa kesal atau takut setelah dimarahi, punya keinginan tidak terkabulkan, melihat pertengkaran orangtua, kerap ditinggal orangtua bekerja, dimusuhi teman, tuntutan sekolah atau orangtua yang memaksakan anak untuk berprestasi, dan lainnya. Tekanan-tekanan inilah yang kerap menjadi beban pikiran anak sehingga ia bisa termenung dan melamun di tengah aktivitas.

Tuesday, 3 May 2016

Mengajari Berbagi Pada Anak

Jadi Les Privat- Beberapa aktivitas menyenangkan ini  bisa membantu Anda mengajarkan berbagi pada anak.

1. Mainan bergilir, Konsep bermain dengan suatu benda secara bergiliran lebih mudah dipahami anak balita daripada konsep berbagi mainan. Gunakan timer dan pasang dalam waktu singkat, misalnya 1-2 menit. Biarkan balita bermain suatu benda secara giliran dengan temannya. Dia akan membiarkan temannya bermain dengan benda tersebut karena dia tahu bahwa benda itu akan kembali padanya setelah waktu bermain temannya itu habis. Jangan lupa  memuji anak, misalnya dengan mengatakan, “Wah, baik sekali kamu meminjamkan Nia bonekamu.” Jika tidak ada orang lain, jadikan diri Anda sebagai teman berbagi untuknya.

2. Bermain peran, Tunjukkan pada anak bahwa dengan mau berbagi dia mendapatkan jalinan pertemanan yang erat dan menyenangkan.
Dokter-dokteran. Ajak salah satu teman anak untuk bermain bersamanya. Jadikan boneka sebagai pasien yang harus dibawa ke rumah sakit. Minta si kecil berperan sebagai ibu si pasien untuk memberikan bonekanya  pada temannya yang berperan sebagai dokter untuk diperiksa. Setelah selesai, minta temannya memberikan kembali boneka pada anak.
Bengkel mobil. Bila mainannya berupa mobil-mobilan, katakan pada anak jika mainannya ada kerusakan dan harus dibawa ke bengkel; minta dia memberikan mobilnya pada temannya yang berperan sebagai mekanik untuk dibetulkan. Setelah selesai, minta temannya untuk memberikan kembali mobil-mobilan itu pada si kecil.
Play date. Anak sering berkesempatan bermain bersama teman sebayanya akan banyak belajar tentang manfaat berbagi. Rancanglah play date, yakni kegiatan bermain bersama di suatu tempat yang sudah ditentukan. Waktunya jangan terlalu lama. Biarkan anak asyik bermain bersama teman-temannya. Awasi mereka dalam jarak tertentu.

3. Bermain di playground, Jadwalkan kunjungan rutin ke sebuah taman atau playground. Mainan-mainan di sana merupakan milik bersama sehingga situasinya mendukung anak untuk belajar berbagi. Namun jikakondisinya berubah, misalnya anak berebut mainan dengan anak lain, alihkan perhatiannya pada hal lain atau mengajaknya pulang. –bisa didrop

4. Menginap di tempat saudara, Sesekali, ajak anak menginap di rumah salah satu sepupunya yang sebaya. Balita berkesempatan belajar berbagi, misalnya berbagi makanan, mainan atau buku yang dia bawa dengan benda serupa milik sepupunya. Jika mungkin, biarkan mereka tidur satu tempat tidur.

5. Pinjam mainan atau buku, Setiap anak memiliki mainan yang sangat spesial  dan ia tak ingin meminjamkannya pada orang lain. Jika Anda ingin mengajari anak berbagi dengan cara pinjam meminjam mainan atau buku dengan anak tetangga, pisahkan dahulu mainan spesial balita dalam sebuah kotak atau lemari tertutup sebelum temannya datang. Katakan pada anak  bahwa mainan dalam kotak adalah mainan yang tidak ingin dia pinjamkan pada temannya. Sebaliknya, mainan di luar kotak adalah mainan yang anak tak keberatan  meminjamkannya pada teman.  

6. Peduli Musibah, Anak bisa belajar memberi perhatian dan berbagi pada orang lain ketika Anda mengajaknya berpartisipasi membantu masyarakat yang tertimpa musibah dengan, misalnya:
Menyumbangkan sebagian uang jajan atau uang pemberian orang (angpao), baju, baju seragam atau buku bekas layak pakai, alat tulis, serta mainan yang bersifat mendidik pada beberapa badan atau yayasan amal.
Mengikutsertakan anak saat membagikan sumbangan tersebut, jika kondisi memungkinkan. Selain bisa  merangsang kepekaan si kecil dalam menghayati dan  memahami perasaan orang lain yang tertimpa  musibah, Anda juga dapat menjelaskan dan mengajarkan padanya bagaimana sebaiknya ia bersikap kala menghadapi orang yang sedang tertimpa musibah.

Tuesday, 26 April 2016

Ciri Khas Peserta Didik

Jadi Les Privat-Peserta didik berstatus sebagai subjek didik.Pandangan modern cendrung menyebutnya demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom ,yang ingin di akui keberadaannya.Selaku pribadi yang meiliki ciri khas dan otonomi,ia ingin mengembangkan diri secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang di jumpai sepanjang hidupnya.


Berikut ciri khas peserta didik yang harus di ketahui pendidik :

1. Individu yng meiliki potensi fisik dan psikis yang khas.
    Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin di kembangkan dan di aktualisasikan.Untuk mengaktualisasikannya membutuhkan pembimbing.

2. Individu yang sedang berkembang
    Yang dimaksud perkembangan di sini ialah perubahan yang terjadi pada peserta didik secara wajar,baik di tujuan kepada diri sendiri maupun kearah penyesuaian dengan lingkungannya.

Sejak manusia lahir bahkan sejak masih berada di dalam kandungan ia berada pada proses perkembangan.Proses perkembangan ini melalui rangkaian yang bertingkat-tingkat.Tiap tingkat mempunyai sifat-sifat khusus.Tiap fase berbeda dari fase lainnya.Anak yang berada pada fase bayi berbeda dengan fase remaja,dewasa dan orangtua.Perbedaan ini meliputi perbedaan minat,kebutuhan,kegemaran,emosi,intelegensi dan sebagainya.Perbedaan tersebut harus di ketahui olen pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan tersebut.Atas dasar itu pendidik dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.

3. Individu yang yang mebutuhkkan bimbingan secara manusiawi
     Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan bimbingan.Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya,seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup sendiri.Tapi kenyataannya untuk kebutuhan perkembangannya sendiri,ia masing menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa.

4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
     Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk berkembang ke arah kedewasaan.Pada diri anak ada kecendrungan untuk memerdekakan diri.Hal ini menimbulkan kewajiwab pendidik dan orang tua untuk setapak demi setapak memberi kebebasan dan pada akhirnya mengundurkan diri.Jadi pendidik tidak boleh memaksakan diri agar pesert didik berbuat menurut pola yang di kehendaki pendidik.Ini di maksud agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk memerdekan diri dan bertanggung jawab sesuai dengan kepribadiannya sendiri.Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.

Wednesday, 17 February 2016

Waspadai Maraknya Video Porno Anak Online

Jakarta (12/3/2014)- Di era teknologi informasi yang semakin canggih, tayangan video porno mudah sekali diakses secara online oleh siapapun, termasuk oleh anak-anak. Bebas dan mudahnya mengakses video porno online dapat mempengaruhi perilaku seks menyimpang bagi anak-anak. Padahal anak-anak merupakan generasi muda penerus bangsa ke depan. Apa jadinya apabila anak-anak tersebut diracuni  dengan penayangan video porno oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, orang tua harus membimbing dan mengawasi kegiatan anak-anak dalam memanfaatkan teknologi informasi, agar tidak salah arah dan dimanfaatkan pihak lain.
Maraknya pemberitaan di media massa akhir-akhir ini tentang video porno online yang mengeksploitasi anak-anak sebagai obyeknya, sungguh sangat memprihatinkan. Kasus tersebut telah membuat kegelisahan di kalangan para pendidik, orang tua dan juga pemerintah, karena kasus penjualan video porno anak-anak sudah mencerminkan demoralisasi bangsa. Berkaca pada kasus tersebut, bahwa anak-anak diusia labil ternyata, tidak hanya bertindak sebagai subjek dalam mengakses video porno tetapi juga sebagai objek yang dieksploitasi untuk meraup keuntungan pribadi pihak lain. 
Diharapkan para orang tua, guru, pendidik, tokoh agama dan pemerintah dapat mengintropeksi diri sebagai bentuk tanggungjawab bersama memperbaiki perilaku anak-anak tersebut,  agar tidak terjerumus pada perilaku nista dan tidak semestinya dilakukan anak-anak.
Perlu di ketahui bahwa gunung es kasus video porno anak mereferensi pada hasil temuan Tim Cyber Crime  Direktorat Tindak Pidana Ekonomi  Khusus Mabes Polri beberapa waktu yang lalu. Tim berhasil mengungkap pengelola situs internet memuat ratusan ribu video porno yang sebagian besar diperankan oleh anak berusia SMP dan SMA.  Adapun situs video porno anak yang terungkap adalah nu****.com, bo*******.com dan sa*****.co***.com. Perdagangan video porno ditaksir mencapai 14 ribu video. Bahkan dari ribuan video yang ditemukan sekitar 100 film diperankan oleh siswi SMP yang masih berusia sekitar 10-12 tahun atau baru lepas dari 10 tahun. Video tersebut memang sengaja dibuat dengan menggunakan camera candid (tersembunyi) yang dilakukan dalam keadaan tidak sadar. Diperparah lagi dengan lokasi pembuatan video tidak bermoral itu dilakukan disekolah.

Modus jaringan penyedia video porno adalah mengelabui petugas keamanan yang sering melakukan patroli di dunia maya, salah satunya dengan menyamarkan alamat situs atau menggunakan nama situsnya/merubah keyword tidak berbau pornografi. Menurut catatan Tim Cyber Crime, setiap menitnya ada sekitar 28 ribu situs dan konten berbau pornografi bermunculan di dunia maya. Konten tersebut berasal dari dalam dengan porsi 5% dan paling banyak dari luar negeri sekitar 95%. Konsumen video porno online berawal dari keinginan melihat situs porno, kemudian mencoba untuk lebih serius lagi dengan berselancar dan men-download situs porno dan selebihnya akan menjadi ketagihan, selanjutnya terlibat dalam transaksi jual beli video. Dari sinilah industri situs porno terus berkembang. 

Data lain yang lebih mencengangkan adalah pengelola situs video porno berhasil meraup keuntungan sekitar 2 juta rupiah dari setiap pengedarannya. Bisnis hitam ini sangat menggiurkan karena setiap calon member yang ingin men-download video porno cukup membayar dengan melakukan transfer paling kecil Rp 30 ribu rupiah untuk dapat men-download sekitar 100 video, sedangkan untuk transfer sebesar Rp 800 ribu dapat mendownload sepuasnya dan menjadi member ultimate atau tidak terbatas.

Berdasarkan investigasi dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), ditemukan jaringan bisnis ini telah menyebar ke berbagai daerah seperti Makassar, Medan, dan Bandung. Kota-kota tersebut kerap dijadikan dan dianggap sebagai sasaran empuk peredaran video porno, karena perkembangan remaja di kota besar tersebut dan sudah tersentuh dengan teknologi internet. 

Menurut pasal 29 Undang-Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi, transaksi dan melakukan download video porno dimasukkan dalam kategori penyebarluasan video pornografi dan bisa dikenakan sanksi ancaman pidana, dengan sanksi hukuman paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 6 miliar.  Menurut Pasal 27 ayat  (1) dan  Pasal 52 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan sanksi hukuman maksimal 8 tahun atau denda paling banyak 1 miliar. Selain itu, pelaku juga terancam dikenakan pasal 3, 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 28/2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang mengingat penggunaan transaksi pengelola situs pornografi anak di bawah umur telah mencapai angka transaksi ratusan juta rupiah.

Mencermati informasi diatas, dihimbau kepada para orang tua, guru, para pendidik, agar menjaga anak-anaknya dari perilaku menyimpang dengan terus mendampingi anak, dan mengajarkan pendidikan seks pada usia dini, agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat merusak masa depannya.  Apabila masyarakat terdapat aduan atau menemukan situs porno agar segera melaporkan ke pihak berwenang, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informasi, ke alamat email aduankonten@mail.kominfo.go.id. (*)

Dampak Negatif Video Porno Bagi Psikologi Anak


  • Latar Belakang
Anak-anak dilahirkan dalam kondisi suci. Orang tualah yang nantinya membentuk anak, akan seperti apa. Baik dan buruknya anak, tergantung orang tuanya. Barisan kalimat di atas adalah benar adanya. Peran orang tua dalam mendidik dan membimbing anak sangat penting dan tak bisa tidak, sangat menentukan keberadaan anak tersebut di masa akan datang. Kenyataannya, peran orang tua dewasa ini semakin berat. Betapa tidak. Hantaman era globalisasi telah menafikan aturan yang melarang anak untuk tidak secepatnya mengenal yang namanya pornografi atau pornoaksi. Di berbagai media, baik itu elektronik maupun cetak, tayangan dan gambar yang mengandung unsur pornografi ‘bergentayangan’ tak kenal lelah menghantui anak-anak.
Sekarang ini telah banyak beredar video-video porno, situs-situs porno dan gambar-gambar porno dikalangan penerus bangsa, baik anak-anak maupun remaja. Video dan gambar porno bagi mereka adalah hal biasa. Tentunya keadaan ini sangat memprihatinkan karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas penerus-penerus bangsa yang nantinya akibat dampak video, situs dan gambar tersebut dapat menyengsarakan bangsa maupun Negara.
Remaja yang melihat video, gambar dan situs porno terus meningkat tiap tahunnya, bahkan anak-anak tingkat sd saja ada yang pernah melihat. Bahkan sudah mempraktekkannya. Berapa banyak sudah remaja yang hamil di luar nikah,
Kita tidak tau pasti apa yang akan terjadi  apabila hal itu terus berlanjut dan tidak ada yang ingin bertindak untuk menguranginya bahkan untuk menghilangkannya .Hal ini merupakan suatu masalah bagi Negara kita Indonesia atau malah merupakan masalah dunia yang memang harus di tindak lanjuti.
  • Rumusan Masalah
  1. Apakah dampak beredarnya video porno bagi remaja?
  2. Bagaimana dampak video porno pada psikologi anak?
  3. Apakah solusi terbaik bagi beredarnya video porno dikalangan remaja?
  • Tujuan Penulisan
  1. Agar kita lebih mengetahui dampak dari beredarnya video porno.
  2. Agar orang tua lebih bisa menjaga dan membimbing anaknya supaya tidak terjerumus ke dalam hal-hal negative.
  3. Supaya para orang tua dapat mencari solusi yang tepat dalam menangani masalah dampak video porno.
BAB II
PEMBAHASAN
  • Pengertian Psikologi
Psikologi Pendidikan, Pengertian Psikologi Dalam Perspektif Pendidikan Psikologi Pendidikan adalah  ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berartijiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembangan. Disini juga ada beberapa pendapat beberapa ahli tentang psikologi pendidikan, yaitu :
  1. Arthur S. Reber. Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
  • Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
  • Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif Penyenggaraan pendidikan keguruan
  1. Menurut Muhibbin Syah, Definisi psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan.
  2. Sementara itu menurut Psikologi pendidikan juga merupakan sub disiplin ilmu psikologi. Psikologi pendidikan dideskripsikan oleh L. Thorndike pada tahun 1903 sebagai “middlemen mediating between the science of psychology and the art of teaching”.  Dalam banyak studi, secara singkat, psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan guru.
Selain dari pada itu pemahaman Psikologi Pendidikan juga merupakan gabungan dari dua bidang studi yang berbeda.
  1. Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
  2. Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.
Psikologi pendidikan berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Selain itu psikologi pendidikan juga mendalami sub-populasi yaitu anak-anak gifted dan yang dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Karena berkecimpung di ranah sekolah, istilah psikologi pendidikan dan psikologi sekolah sering dipertukarkan.
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah. Psikologi pendidikan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak (misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya).
Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif dan psikoanalis. Mereka juga harus sadar dengan teori dan riset yang muncul dari ranah tradisional psikologi seperti perkembangan (Piaget, Erikson, Kohlberg, Freud), bahasa (Vygotsky dan Chomsky), motivasi (Hull, Lewin, Maslow, McClelland), testing (intelegensi dan kepribadian) dan interpretasi tesnya.
Psikolog pendidikan juga harus mengikuti perkembangan mendadak dari area menejemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi pendidikan jarak jauh, dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi untuk tujuan instruksional. Karena akan bekerja dengan pendidikan, seorang yang mempelajari materi ini perlu memperhatikan hal-hal berikut.
  • Proses perkembangan siswa – proses ini tentu saja harus disadari oleh individu yang bekerja dalam pendidikan. Perkembangan siswa – terlebih dalam ranah cipta – dengan segala variasi dan keunikannya merupakan modal siswa untuk belajar, apapun halnya.
  • Cara belajar siswa – dalam hal ini berkaitan pula dengan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam belajar.
  • Cara menghubungkan belajar dan mengajar
  • Pengambilan keputusan untuk pengelolaan proses belajar mengajar.
  • Dampak Negatif Video Porno Bagi Psikologi Anak
Berdasarkan catatan sebuah lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, selain menjadi negara tanpa aturan jelas tentang pornografi, Indonesia juga mencatat rekor sebagai negara kedua setelah Rusia yang paling rentan penetrasi pornografi terhadap anak-anak. Kondisi seperti itu, sebenarnya telah pula ditangkap Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Lewat beberapa kali penelitian dan survey di lapangan, terkuak kenyataan di lapangan yang mengetengahkan gambaran kehidupan anak-anak Indonesia menjelang remaja, salah satunya adalah kegemaran coba-coba untuk urusan seks.
Salah satunya adalah hasil peneltian di Provinsi Jawa Barat, di mana dari 2.880 remaja yang disurvey BKKBN usia 15-24 tahun, sedikitnya 40 persen mengaku pernah berhubungan seks sebelum nikah.Tak hanya sampai di situ. Survey juga mencatat sedikitnya remaja usia 15-19 tahun hampir 60 persen diantaranya pernah melihat film porno dan 18,4 persen remaja putri mengaku pernah membaca buku porno. Data terakhir ini diperoleh dari peneltian oleh sejumlah mahasiswa di Universitas Airlangga terhadap 300 responden.
Sayangnya, banyak orang tua yang kadangkala kecolongan soal kegemaran anak-anak mereka yang menjelang remaja ini terhadap pornografi. Masih berdasarkan data terbaru, 25 persen anak-anak bahkan menonton film porno di rumah sendiri, 22 persen di rumah teman dimana materinya didapat dari VCD rental di sekitar rumah. Lebih parah lagi, kecanggihan teknologi telepon selular telah pula dirambah pornografi. Beberapa penyelidikan bahkan diketahui soal gambar porno yang sampai ke telepon selular atau handphone anak-anak SD.
Bahaya lain yang mengancam anak-anak adalah keberadaan situs porno. Inke Maris dari ASA Indonesia mengutip hasil penelitian di Amerika bahwa setidaknya ada 28 ribu situs porno di internet pada 2000 sementara tiap pekannya hadir 2 ribuan situs porno baru. Malangnya, di Indonesia, situasi sedemikian tidak segera ditanggapi oleh pihak berwenang, yakni pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari tidak adanya regulasi yang jelas mengenai pornografi dan pornoaksi serta hukumnya.
Berita tentang pemerkosaan, pelecehan seksual dan kejahatan lainnya hampir setiap hari di kabarkan media massa. Belum lagi video-video porno yang terus diproduksi, baik yang dibuat secara profesional maupun amatir. Baik video yang memang diproduksi untuk kepentingan komersil maupun video yang pada awalnya hanya untuk kepentingan pribadi tapi ‘terpublikasikan’ secara umum. Dampak video-video tersebut sangat luar biasa terhadap sikap dan gaya hidup masyarakat. Khususnya para generasi muda yang akan menjadi penerus bagi kelangsungan bangsa ini kedepannya. Bisa dibayangkan, jika para pemimpin bangsa di masa depan tersebut, saat ini sedang gemar menonton video-video mesum. Efek dari tontonan tersebut akan berpengaruh pada pembentukan sikap dan karakter mereka nantinya.
Agar tulisan ini tidak merembes kepada hal yang terlalu luas, maka permasalahan yang dibahas hanya pada video mesum porno sebagai salah satu penyebab dari hilangnya nilai-nilai moral dan budaya anak bangsa. Kemudian, solusi yang ditawarkan hanya dibatasi pada tatanan pendidikan anak-anak usia sekolah.
Maraknya aktivitas yang berbau seks bebas membuat kita menjadi gamang melihat perkembangan generasi muda saat ini. Setidaknya ada dua hal yang menjadi penyebab hal tersebut dimana keduanya saling terkait satu sama lain. Penyebab Pertama adalah perkembangan teknologi yang sangat cepat. Teknologi yang semakin modern, memungkin penggunanya untuk dapat mengakses informasi dengan sangat cepat. Sebut saja ada video mesum terbaru yang beredar di sebuah daerah di jawa. Maka dengan bantuan internet, video tersebut dapat tersebar luas dengan hitungan menit kesemua daerah di seluruh nusantara ini dengan bantuan internet.
Penetrasi penyebaran video tersebut semakin meluas dengan bantuan koneksi data yang juga semakin canggih, seperti bluetooth dan dari PC ke handphone atau sebaliknya. Pada kasus Ariel, Luna Maya dan Cut Tari misalnya. Dengan bantuan media massa, video tersebut diunduh sebanyak 200 ribu download dalam waktu 10 hari pertama. Andai saja 200 ribu download tersebut dilakukan oleh orang yang berbeda, berarti terdapat 200 ribu orang yang memiliki video tersebut dari unduhan internet.Misalkan saja, rata-rata per orang yang mengunduh tadi juga membagikan video tersebut kepada teman nya yang lain melalui koneksi bluetooth minimal kepada 2 orang yang berbeda, maka akan terdapat tambahan 400 ribu orang lagi yang memiliki dan menonton video tersebut.
Berarti, sekarang ada 600 ribu orang yang memiliki video tersebut. Bayangkan jika video tersebut beredar seperti sistem multilevel marketing (MLM). Dan bayangkan juga jika seorang anak SMP membanggakan kepada teman satu kelasnya bahwa ia memiliki video tersebut dan kemudian hampir seluruh teman sekelasnya meminta copy video tersebut. Bayangkan juga jika penyebaran informasi yang sangat cepat terjadi untuk hal-hal yang positif, seperti penyebaran ilmu pengetahuan, sosialisasi program pemerintah terbaru, up date penelitian terbaru dan sebagainya. Sehingga, teknologi tidak dapat disalahkan apalagi dihambat perkembangannya karena justru akan merugikan manusia itu sendiri. Yang salah adalah pengguna teknologi yakni manusia itu sendiri. Hal ini lah yang berkaitan dengan penyebab kedua.
Penyebab kedua yang saling berkaitan dengan penyebab pertama adalah semakin berkurang nilai nilai pendidikan moral di setiap jenjang pendidikan formal. Mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan cenderung diarahkan kepada pencapaian kemampuan kognitif siswa saja . Walaupun di dalam tiga aspek pendidikan juga terkandung ranah psikomotor dan afektif (sikap), namun tetap saja tidak mampu memberikan solusi bagi persoalan degradasi moral bangsa ini. Hal ini disebabkan karena ranah afektif yang dimaksud adalah sikap dan minat siswa terhadap masing-masing bidang studi yang sedang mereka pelajari. Jadi, ranah afektif yang dimaksud bukanlah sikap moral dan nilai etika yang mampu meninggikan derajat manusia karena keelokan budi pekerti.
Sering sekali kita mendengar kata-kata porno, sering kali juga kita melihat hal-hal yang porno. Sengaja maupun tidak sengaja kita selalu berhadapan dengan hal ini. Tanpa kita sadari dampak negatif dari hal ini sangatlah besar, apalagi dalam dunia pendidikan. Dan perlu kita garis bawahi, pengaruh luar pada saat generasi muda ini harus kita perhatikan, mereka sangatlah liar, mereka mudah goyang iman.
Sarana teknologi yang canggih, yang salah satu fasilitasnya bisa menampilkan video benar-benar sangat dimanfaatkan oleh para pemuda saat ini, akan tetapi sarana ini mereka buat untuk melihat video yang berbau xxx. Tak hanya itu, mereka juga merekam adegan mereka sendiri saat bermesraan dengan lawan pasangannya. Mungkin maksut mereka dibuat momen yang bagus, padahal tanpa mereka sadari hal ini akan menjadi senjata untuk membunuh mereka sendiri.
Berdasarkan survei terhadap korban online dilakukan oleh Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi, hanya sebagian kecil anak-anak mencari pornografi di tujuan, dan sebagian besar jawaban yang benar dengan cepat meninggalkan situs tersebut, meskipun beberapa laporan insiden tersebut kepada orang tua. Paparan terhadap konten seksual eksplisit online dapat terjadi dengan sangat mudah melalui pencarian Google salah arah menggunakan kata tidak bersalah seperti “mainan,” kata salah eja atau URL, website menyesatkan atau email, atau link atau foto dikirim oleh rekan atau melalui spam.
Ketika mengevaluasi apa artinya bahwa anak Anda melihat materi seksual yang eksplisit, sebelum bereaksi atau mengambil kesimpulan, langkah pertama adalah untuk menilai situasi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apakah ada masalah.
  • Solusi Bagi Permasalahan Dampak Video Porno
Solusi menurut saya bagi mereka adalah kita harus mampu membuat mereka sibuk. Memberikan tugas sekolah tetapi menyenangkan bagi mereka, menarik bagi mereka. memberikan arahan apa dampak negatif dari hal semacam judul artikel ini. Dan semua ini tak lepas dari kedua orang tua atau orang yang ada didekat mereka, orang tua ini adalah pengganti pembimbing pada saat mereka diluar jam pelajaran. Selain itu salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah pendidikan moral semenjak dini dari lingkungan keluarga. Banyak orang tua yang terjebak pada pola pendidikan yang sebenarnya justru berdampak negatif bagi perkembangan anak-anaknya.
Orang tua mengajarkan anak-anaknya berdemokrasi tapi tidak membekalinya dengan batasan yang wajib diketahui mereka. Sehingga, terjadi kebablasan dalam mengartikan kebebasan berpendapat, kebebasan bersikap, kebebasan dalam memilih tontonan yang layak, kebebasan dalam bergaul, kebebasan memilih pakaian sesuka mereka.
Tugas orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan lahiriah saja seperti makan, tempat tinggal, dan pendidikan formal. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah kebutuhan anak untuk menjadi manusia paripurna dengan balutan budi pekerti yang menawan banyak orang juga merupakan tanggung jawab orang tua. Banyak faktor yang membuat pendidikan moral keluarga menjadi sangat penting. Betapa banyak daerah yang menerapkan Perda yang bersifat keagamaan (Perda Syariah) namun perbuatan asusila juga tidak berkurang. Pornografi malah semakin menjadi-jadi.
Berarti, Perda yang dikeluarkan oleh penguasa tersebut tidak mampu membenahi moral anak bangsa. Karena, Perda pada umumnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat normatif dan simbolik. Bukan pada nilai-nilainya. Seberapa besar pun sanksi yang diberikan, jika nilai-nilai moral tersebut tidak bersemayam dalam diri setiap anak bangsa, tetap saja tidak akan mengubah keadaan.
Jika penguasa telah melakukan perannya dengan mengeluarkan peraturan yang bersifat mengikat, maka tugas keluargalah menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anaknya. Nilai-nilai universal seperti saling menghargai, saling menghormati, berpakaian layaknya manusia terhormat, tutur kata nan menawan merupakan produk olahan orang tua yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka dan diaplikasikan dalam pergaulan. Nilai tersebut adalah materi ajar yang langsung dipraktekan dan dicontohkan dengan perbuatan oleh orang tua kemudian ditiru dan dianut secara langsung oleh anak-anak mereka dalam setiap aktivitas sehari-hari.
Jika setiap keluarga telah melakukannya maka akan tercipta lingkungan yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti generasi penerus bangsa ini. Sekolah sebagai salah satu lingkungan yang bersentuhan langsung dengan anak-anak dapat memoles budi pekerti dengan ilmu pengetahuan dan sikap sebagai intelektual. Sehingga, tercipta bangsa Indonesia dengan anak-anak yang berbudi pekerti nan menawan. Selain itu cari tahu bagaimana anak Anda telah menemukan situs-situs tersebut. Ketika orang lain di rumah dengan akses ke komputer-memiliki kecanduan seks tersembunyi, anak-anak yang terkena bahan tersebut dengan atau tanpa sepengetahuan orang tua, memberikan anak lebih banyak kesempatan dan godaan untuk menjelajahi website seperti diri mereka sendiri. Karena anak-anak dapat mencari, atau melihat, situs di luar pertama rasa ingin tahu setelah stumbled atas mereka atau untuk mengetahui tentang seks. Ketika motivasi keingintahuan, diagnosis hanya bisa “remaja” atau “menjelang remaja”, dampak yang jinak, dan prognosis yang baik.
Namun, melihat pornografi, terutama dengan cara yang berkelanjutan, dapat memiliki efek berpotensi merugikan pada anak-anak, dan mungkin didorong atau diabadikan oleh kesepian, isolasi dan paksaan. Tontonan-tontonan acara televisi sekarang ini cenderung kepada hal-hal yang romantis yang sama sekali tidak mendidik para generasi muda ini. Acara sinetron cinta, acara telenovela, kebanyakan ke hal-hal yang justru mempengaruhi pola pikir mereka yang belum saatnya mereka lakukan. Tugas mereka hanyalah belajar dan berkreasi positif, yang bisa bermanfaat bagi diri mereka, bagi orang didekat mereka, khususnya bagi orang tua mereka, dan umumnya bagi dunia pendidikan dan bagi Agama dan Negara.
BAB III
PENUTUP
  • Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa anak remaja jaman sekarang sudah sangat gampang terpengaruh oleh video-video porno. Buktinya makin banyaknya terjadi pemerkosaan dan kehamilan di luar nikah. Jadi sebaiknya sebagai orang tua memberikan solusi yang bisa ditawarkan adalah pendidikan moral semenjak dini dari lingkungan keluarga. Banyak orang tua yang terjebak pada pola pendidikan yang sebenarnya justru berdampak negatif bagi perkembangan anak-anaknya. Orang tua mengajarkan anak-anaknya berdemokrasi tapi tidak membekalinya dengan batasan yang wajib diketahui mereka. Sehingga, terjadi kebablasan dalam mengartikan kebebasan berpendapat, kebebasan bersikap, kebebasan dalam memilih tontonan yang layak, kebebasan dalam bergaul, kebebasan memilih pakaian sesuka mereka.
Tugas orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan lahiriah saja seperti makan, tempat tinggal, dan pendidikan formal. Tetapi, yang tidak kalah penting adalah kebutuhan anak untuk menjadi manusia paripurna dengan balutan budi pekerti yang menawan banyak orang juga merupakan tanggung jawab orang tua. Banyak faktor yang membuat pendidikan moral keluarga menjadi sangat penting. Betapa banyak daerah yang menerapkan Perda yang bersifat keagamaan (Perda Syariah) namun perbuatan asusila juga tidak berkurang. Pornografi malah semakin menjadi-jadi.
  • Saran
Sebaiknya para orang tua lebih mengawasi anaknya dalam menggunakan internet dan juga lebih diberikan proteksi agar anak tidak mengakses hal-hal yang merusak moral anak tersebut karena pertumbuhan psikologi seorang anak sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dan mereka pelajari.